Turbidimeter – Turbidity Meter Portable
Fungsi Turbidimeter – Turbidity Meter adalah alat ukur kualitas air yang digunakan untuk mengetahui kadar atau tingkat kekeruhan (Turbiditas/Turbidity) yang terjadi pada air atau suatu perairan.
Turbidity (Turbiditas) : Pengertian dan Pengaruhnya pada Kualitas Air
Mengenali fungsi Turbidimeter – Turbidity Meter sebagai sebuah alat ukur, tentunya tidak terlepas dari Turbidity itu sendiri sebagai suatu parameter. Apakah turbidity itu?, apa dampak atau pengaruh yang ditimbulkan?, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita telaah lebih dulu. Turbidity yang kita Indonesiakan dengan istilah Turbiditas, didefenisikan sebagai tingkat kekeruhan dalam air. Artinya, terjadi keadaan dimana transparansi suatu cairan berkurang (menjadi mendung atau kabur) akibat kehadiran zat-zat tak terlarut.
Kekeruhan pada air atau suatu perairan terkait dengan kadar TSS (Total Suspended Solids) yang ada. TTS sebagai zat atau partikel tak terlarut (tersuspensi) adalah pembangkit utama kekeruhan pada air. Namun, penting untuk diketahui bahwa kekeruhan adalah ukuran kejernihan air, bukan warna. Dalam hal ini, kekeruhan bukan merupakan ukuran langsung dari partikel-partikel tersuspensi, melainkan suatu ukuran bagaimana partikel menghamburkan cahaya. Sebagaimana halnya TTS, terjadinya kekeruhan pada air akibat lumpur, alga, mikroorganisme, dan material-material organik.
Apa pengaruh atau dampak yang ditimbulkan dengan terjadinya kondisi turbiditas pada air atau suatu perairan? Pertama, air yang keruh dari segi estetika tidak baik dipandang dan secara fisik tidak layak untuk diminum. Selain dari segi estetika, air yang keruh yang mengandung zat-zat tersuspensi dapat menyebabkan mikroorganisme patogen hidup dan berkembang dengan baik. Kondisi tersebut membawa bakteri dan virus penyakit yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Sementara pada eksostem perairan, terjadinya kekeruhan akan menghambat masuknya sinar matahari ke dalam perairan. Hal tersebut akan mengakibatkan proses fotosintesis fitoplankton, lamun dan tumbuhan lainnya menjadi terhambat. Padahal seperti kita ketahui bersama, proses fotosintesis menghasilkan gas O2 yang berperan vital dalam kelangsungan hidup semua organisme di lingkungan perairan.
Prinsip dan Cara Kerja Turbidity Meter
Setelah menelaah turbiditas (turbidity) sebagai sebuah parameter, kita selanjutnya akan mengenali Turbidity Meter sebagai alat ukurnya. Alat ini dirancang sesuai dengan kaidah turbidity (sebagaimana juga sudah disebutkan sebelumnya) bahwa pada prinsipnya, kekeruhan adalah suatu ukuran bagaimana partikel menghamburkan cahaya. Secara teknis, cara penggunaanya berbeda dengan alat ukur uji kualitas air lain yang dilakukan secara in-situ atau mengukur langsung di area perairan, dengan memanfaatkan sensor elektrode pada batang pengukur (lihat: pH Meter, DO Meter, Conductivity Meter pada pos artikel kami).
Menjalankan fungsi Turbidity Meter dalam mengukur kekeruhan air, dilakukan dengan mengambil atau menampung sampel air yang akan diuji, selanjutnya sampel ditempatkan ke dalam unit alat melalui wadah botol test (testing bottle). Unit pengukuran kekeruhan menggunakan satuan NTU (Nephelometric Turbidity Unit), menggantikan satuan JTU (Jackson Candle Turbidity Units) yang terdahulu. Prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan ‘Sumber Cahaya’ (Light Source), misalnya jenis LED Lamp yang menghasilkan cahaya polikromatik, yang kemudian diubah menjadi cahaya monokromatik. Sumber cahaya pada Turbidity Meter, umumnya memiliki panjang gelombang 800 nm (nanometer) – 1100 nm yang efektif digunakan untuk mendeteksi partikel dengan ukuran yang lebih besar.
Kita lanjutkan. Ketika cahaya monokromatik dilewatkan melalui larutan sampel yang berada dalam testing bottle, maka partikel tersuspensi dalam larutan sampel akan menyerap energi dari cahaya dimaksud. Selanjutnya, larutan sampel akan menghamburkan kembali cahaya dalam berbagai arah. Perangkat photodetector pada unit alat akan mendeteksi cahaya yang dihamburkan oleh partikel tersuspensi tadi dan ditransmisikan dalam bentuk sinyal elektronik. Pola terakhirnya, sinyal elektronik akan dikonversi oleh alat menjadi bentuk numerik sebagai nilai kekeruhan atau turbiditas sampel.
Rekomendasi Model Turbidity Meter
Sebagai bahasan penutup dalam mengenali fungsi Turbidimeter – Turbidity Meter, bagi Anda yang memiliki kebutuhan akan alat sejenis, kami merekomendasikan 2 model berteknologi terkini dari brand produksi berbeda, yakni:
- Turbidity Meter Portable TN 100 IR (Infrared) – EUTECH Thermo Scientific. Turbidity range 0 to 1000 NTU. Standard ISO 7027 and DIN EN 27027, dengan teknologi INFRA RED – 850 nm sebagai light source.
- Turbidity Meter LOVIBOND TB 210 IR Lovibond 266020; Range 0.01 – 1100 NTU with Infra-Red Light Source ( λ = 860 nm).
- Turbidity Meter Portable TU 2016 – LUTRON Electronics. Turbidity range – two auto ranges 0.00 to 50.00 NTU, 50 to 1,000 NTU. Standard ISO 7027, dengan lampu LED – 850 nm sebagai light source. Harga relatif lebih ekonomis.
Silahkan untuk meninjau lebih detail spesifikasi teknis, termasuk harga kedua model Turbidity Meter tersebut di atas melalui link yang telah kami sediakan.
Kami senang, kami bisa membanginya dengan Anda. Semoga memberi manfaat. Salam hormat dari Kami.
2 Komentar
Ping Balik:
Ping Balik: